Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa jodoh atau pasangan hidup itu ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun demikian tentunya ada kerjasama dari pihak manusia. Upaya yang dilakukan manusia untuk meyakinkan apakah seseorang benar-benar jodoh yang diberikan Tuhan, salah satunya adalah dengan menggunakan perhitungan memilih pasangan.
Jika setelah dihitung dan ternyata hasilnya baik, itu artinya bahwa pasangan tersebut adalah jodoh yang diberikan Tuhan. Tapi jika hasilnya tidak baik, itu artinya bahwa orang yang dimaksud bukan jodohnya.
Namun begitu, perhitungan yang hasilnya baik belum merupakan jaminan rumah tangga yang baik dan demikian juga sebaliknya. Karena pada dasarnya perhitungan memilih jodoh tersebut merupakan langkah awal untuk menanyuh atau keinginan untuk mengetahui hal-hal yang belum nampak di permukaan. Perhitungan ini merupakan ilmu titen, yaitu ilmu yang terbentuk dari hasil niteni atau mengenali kejadian-kejadian perihal memilih pasangan yang berlangsung secara turun temurun.
System perhitungan untuk mengetahui baik dan buruknya pasangan laki-laki dan perempuan yang akan melakukan hidup berumah tangga ditulis dalam Serat Centhini Pupuh 182 dan 183.
Dasar yang dipakai untuk menghitung adalah Aksara Jawa dengan rumus sebagai berikut:
Setelah mengetahui huruf-huruf hidup yang diangkakan, langkah selanjutnya adalah menjumlah huruf-huruf hidup yang dipakai untuk membentuk sebuah nama, baik laki-laki maupun perempuan.
Misalnya calon pasangan: Laki-laki bernama : BAMBANG SUPRIYANTO
perempuan bernama : NIKEN PALUPI
Huruf hidup pada BAMBANG SUPRIYANTO --> BA-BA SA-PA-YA-TA
diangkakan sesuai rumus yang ada menjadi:
BA = 18
BA = 18
SA = 8
PA = 11
YA = 14
TA = 7
Jumlah = 76
Huruf hidup pada NIKEN PALUPI --> NA-KA PA-LA-PA
diangkakan sesuai rumus yang ada menjadi:
NA = 2
KA = 5
PA = 11
LA = 10
PA = 11
Jumlah = 39
Jumlah angka nama laki laki dan perempuan masing masing di ambil sembilan dan diambil sembilan lagi sampai pada jumlah yang tersisa tidak memungkinkan lagi untuk diambil sembilan.
Untuk nama laki-laki = 76 ─ 9 ─ 9 ─ 9 ─ 9 ─ 9 ─ 9 ─ 9 ─ 9 (sisa 4)
Untuk nama perempuan = 39 ─ 9 ─ 9 ─ 9 ─ 9 (sisa 3)
Sisa angka yang dimiliki laki-laki dan perempuan itulah yang menjadi kunci untuk dilihat baik buruknya pasangan sesuai rumusan yang ada, yaitu sebagai berikut:
Mengacu pada perhitungan menggunakan metode yang dipaparkan pada tulisan ini, pasangan Bambang Supriyanto (sisa 4) dengan Niken Palupi (sisa 3) hasilnya tidak baik malah cenderung menjadi jelek.
Ibarat mata rantai yang telah putus, perhitungan memilih calon pasangan yang cocok tersebut sudah tidak dikenali lagi oleh generasi sekarang. Tahap awal untuk meyakinkan apakah pasangan tersebut jodoh yang cocok dan baik tidak lagi dilakukan dengan perhitungan seperti yang dipaparkan dalam tulisan ini.
Herjaka HS